Desa-Desa di Indonesia Dihantui Bencana Gelombang Pasang
Februari 19, 2021Sayung : Desa Yang Hilang
Februari 23, 2021Meski tak memiliki kekuatan super bak pahlawan di semesta Marvel atau DC, peran para Penjaga Laut dari berbagai adat ini tak kalah penting dalam menyelamatkan Bumi. Mereka berpegang pada nilai adat-istiadat yang diwariskan turun-temurun.
Jauh sebelum ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, sistem budaya dan adat istiadat sudah mawas terhadap nilai-nilai ekologis. Bahwa alam-lah yang menghidupi manusia, begitu pula sebaliknya, nilai-nilai tersebut yang mereka pegang hingga kini.
Berikut adalah beberapa contoh konsep menjaga laut dari berbagai suku budaya di Indonesia:
- Manaholo
Manaholo merupakan sebutan pengawas areal perairan tertentu di wilayah Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, yang mengikuti aturan yang disebut Haholok atau Papadak. Dikutip dari rotendaokab.go.id, Haholok adalah konsep pengelolaan sumber daya alam pada wilayah pertanian dan sawah maupun mamar. Pelanggar Haholok akan dikenakan sanksi adat.
Kemudian, Haholok diadopsi oleh pemerintah daerah untuk diterapkan dalam pengelolaan sumber daya laut. Aturan ini memuat sepuluh jenis larangan seperti mengambil pasir menggunakan alat berat, membuang sampah ke laut, menangkap ikan dengan bahan peledak dan lain-lain.
- Barata
Yang kedua ini, bukan vokalis band Jikustik, Pongky Barata. Barata adalah sistem pertahanan laut yang berada di bawah koordinasi langsung Kapitalao (Panglima Laut) di Wakatobi sebagai bagian dari Kerajaan Buton.
Barata sendiri terbagi menjadi empat bagian, yaitu Barata Kahedupa dan Kulisusu di bagian timur, lalu Barata Wuna dan Tiworo di bagian barat. Barata Kahedupa dan Barata Kulisusu di bawah koordinasi Kapitalao Matanaeo (Panglima laut bagian timur), sedangkan Barata Wuna dan Barata Tiworo berada dibawah koordinasi Kapitalao Sukanaeo (Panglima laut bagian barat).
Para panglima laut dalam sistem Barata diberi kewenangan untuk mengelola daerahnya sendiri tanpa intervensi kesultanan, wilayah otonomi tersebut biasa dikenal dengan sebutan Kadie.
- Kewang
Penyebutan Kewang tersemat pada korps adat yang bertugas untuk menjaga lingkungan termasuk laut. Dalam sebuah jurnal yang dipublikasi oleh media.neliti.com, Kewang sendiri berada dibawah hukum adat Sasi, yang merupakan tradisi masyarakat Negeri Maluku untuk menjaga hasil-hasil alam tertentu.
Peranan Sasi sangat vital untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam. Maka dari itu, kehadiran Kewang sangat dibutuhkan untuk menegakan hukum adat Sasi.
- Panglima Laot
Tokoh satu ini berada dalam struktur adat Aceh, dikutip dari kkp.go.id, ia berwenang mengatur berbagai aktivitas nelayan dan menentukan tata tertib menangkap ikan.
Panglima Laot memiliki wilayah kewenangan pada satu lokasi yang disebut Lhok. Tempat tersebut mengacu pada pesisir tempat nelayan berlabuh, menjual ikan atau berdomisili.
- Pecalang Laut
Tak hanya menjadi penjaga keamanan di darat, mengutip majalah.tempo.co, Pecalang pun kini menjaga keamanan di wilayah laut. Di Desa Pemuteran, Bali, misalnya, Pecalang Laut bertugas menjaga laut dari aktivitas perusakan, seperti penggunaan bom untuk menangkap ikan.
Calon Pecalang Laut dipilih melalui musyawarah adat masyarakat desa. Setelah terpilih dan bertugas, Pecalang Laut mendapat ongkos operasional harian dari kas desa yang sudah ditentukan
Selain menjaga ekosistem laut, para Penjaga Laut dari berbagai suku di Nusantara ini turut melestarikan adat dan budaya dari masing-masing suku.
Wah! Indonesia tak hanya kaya sumber daya, tapi juga budaya. Ayo lanjutkan perjuangan mereka, karena kini saatnya kamu menjadi Penjaga Laut Indonesia! Daftar di www.penjagalaut.org ya!
Sumber :
Maneleo Inahuk Kukuhkan 48 Tokoh Adat Sebagai Penjaga Laut, rotendaokab.go.id, 2016
Menyoal Munculnya Kerajaan Wakatobi Ing Al-Butunie, larudiwakatobi.blogspot.com, 2017
Lex Jurnalica Vol.6No.1, Desember 2008 : Peranan Hukum Adat Sasi Laut dalam melindungi Kelestarian Lingkungan di desa Eti Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat, media.neliti.com, 2008
Mengenal Tugas Dan Fungsi Panglima Laot Di Aceh, kkp.go.id, 2020
Pecalang, Si Penjaga Laut, majalah.tempo.co, 2002