Cuaca Ektrem Yang Mengancam Nelayan Kecil
April 29, 2021Coelacanth: Fosil Hidup Yang Bertahan Menghdapai Perubahan Alam dan Ancaman Kepunahan
Mei 22, 2021Penjaga laut, Sabang sampai Merauke tidak hanya menyuguhkan beragam adat dan budaya dari etnis dan suku yang tersebar dari barat sampai timur. Di sepanjang negeri kepulauan ini, terdapat beragam jenis aneka biota laut sebagai kekayaan bahari dan sumber penghidupan masyarakatnya. Ikan menjadi salah satu biota yang beragam dengan jumlah sekitar 4.000 species ikan.
Keanekaragaman dan keberlimpahan jumlah ikan ini, disebabkan karena setidaknya dua hal; pertama karena adanya arus laut yang mengalir sepanjang masa yaitu arus lintas Indonesia dan arus muson. Kedua karena proses konfigurasi dan proses tatanan lempeng geologi.
Letak geografis Indonesia yang terletak di antara dua benua Australia dan Asia serta diantara dua Samudra Pasifik dan Samudera Hindia, telah membentuk semacam bendungan raksasa atau saringan air terbesar di dunia. Bendungan ini terbentuk dari perbedaan tinggi muka air Samudera Pasifik yang lebih tinggi dibandingkan muka air Samudera Hindia. Perbedaan ketinggian ini telah memungkinkan aliran air—dengan besaran 15 SV/detik (15 x 10jt/m3/det)—mengalir melalui selat-selat sepanjang Pulau Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Selat-selat tersebut berfungsi selayaknya wahana yang menyebarkan berbagai anakan biota laut ke seluruh perairan Indonesia dan dunia.
Kepulauan Indonesia paling tidak terbentuk dari empat lempeng besar yang saling bertubrukan yaitu Indo-Australian, Eurasian, Philipine dan Pasifik. Pergerakan atau subduksi yang terjadi antara keempat lempeng ini menyebabkan kenaikan dan penurunan muka laut. Hal ini memungkinkan terjadinya proses putus-sambung lautan sehingga suatu lokasi ini menjadi wilayah endemik dan evolusi sejumlah biota laut, termasuk jenis ikan.
Proses putus-sambung laut adalah penurunan muka laut di beberapa lokasi yang mengakibatkan terisolasinya suatu wilayah laut sehingga wilayah laut tersebut menjadi terputus dan kemudian akan tersambung kembali. Di masa lalu, proses ini tercatat telah terjadi di laut Indonesia selama empat kali dengan kisaran antara 100-150 meter dari permukaan laut yang terlihat saat ini. Proses putus-sambung ini bisa kita lihat saat ini dari keberadaan Paparan Sunda dan Paparan Sahul.
Paparan Sunda merupakan laut dangkal yang berada antara Sumatera, kalimatan dan Jawa. Sedangkan paparan Sahul merupakan laut dangkal yang terletak diantara Pulau Papau dan Australia. Kedua paparan ini dipisahkan oleh laut yang dalam dibagian tengah yaitu laut Sulawesi Laut Banda dan Laut Flores. Ketiga laut ini tidak pernah mengalami kekeringan selama proses pembentukannya.
Berbeda dengan paparan Sunda dan paparan Sahul yang dulunya merupakan daratan dan baru digenangi air laut sekitar 8000 tahun yang lalu. Laut yang tidak pernah mengalami kekeringan selama jutaan tahun ini juga menjamin terjadinya proses evolusi yang berkesinambungan evolusi sepanjang masa.
Proses evolusi yang disebabkan oleh putus-sambung lautan karena konfigurasi dan proses tatanan lempeng inilah yang menyebabkan jenis ikan di Indonesia beranekaragam. Keberadaan aneka ragam jenis ikan ini memiliki kontribusi terhadap ketersediaan pangan dan gizi untuk masyarat, tersedianya lapangan pekerjaan bagi masyarakat pesisi serta potensi ekonomi makro dan mikro di Indonesia.
Nah, penjaga laut, dengan demikian adalah penting untuk terus menjaga keberadaan aneka ragam ikan dan biota laut ini untuk terus menjaga keberlangsungan hidup dan potensi ekonomi yang terkandung di dalamnya.
Sumber:
Suharsono. 2014. Biodiversitas Biota Laut Indonesia. Indonesian Institute of Sciences (LIPI) Pusat Penelitian Oseanografi. Jakarta.