Hutan Berkurang Stok Kepiting Bakau Indonesia Terancam
Mei 23, 2021Yang Perlu Diperhatikan Agar Budidaya Udang Tidak Mencemari Lingkungan
Mei 24, 2021Penjaga laut, kamu tentu pernah mencicipi hidangan laut yang satu ini. Tekstur daging yang lembut, rasanya yang gurih serta bentuk tubuh yang unik, memudahkanmu untuk mengenali biota laut yang satu ini. Yap, ia adalah lobster, hewan yang belakangan ini menjadi buah bibir karena pro-kontra ekspor benihnya.
Lobster laut merupakan jenis hewan invertebrata yang memiliki kulit yang keras dan tergolong dalam kelompok arthropoda. Memiliki 5 fase hidup mulai dari proses produksi spermatelur, kemudian fase atau larva, post larva, juvenil dan dewasa. Lobster berkembang biak dengan kawin. Setelah telur-telur dibuahi oleh sperma dari lobster jantan, telur tersebut akan diletakkan dibawah perut lobster betina, menempel pada kaki renangnya. Telur yang dierami akan mengalami perubahan warna dari merah jingga menjadi merah gelap. Setelah dewasa, lobster tersebut akan berpindah dari daerah pesisir pantai ke daerah terumbu karang di laut untuk mencari pasangan, dan siklus hidup lobster pun akan kembali berputar.
Terdapat enam jenis lobster laut jenis Panulirus di Indonesia, diantaranya lobster pasir (Panulirus homarus), lobster mutiara (Panulirus ornatus), lobster batu (Panulirus penicillatus), lobster bambu (Panulirus versicolor), lobster batik (Panulirus longipes), dan lobster pakistan (Panulirus polyphagus). Untuk lobster batik, terdapat dua sub spesies, yakni Panulirus longipes longipes dan Panulirus longipes femoristiga.
Lobster pasir dan lobster batu umumnya mendominasi hasil tangkapan nelayan, namun lobster mutiara memiliki harga jual tertinggi dibandingkan jenis lainnya. Lobster pasir membutuhkan waktu 3-4 tahun untuk mencapai ukuran maksimumnya. Waktu ini terbilang cukup lama dibandingkan jenis krustasea lainnya. Umur ini berimplikasi pada frekuensi reproduksinya yang lebih rendah dibandingkan biota lain yang berumur lebih pendek.
Benih lobster yang baru ditetaskan memiliki tingkat kematian yang tinggi, hanya sekitar 5% yang kemudian mampu bertahan hidup di alam. Faktor lingkungan perairan dan adanya predator diklaim sebagai dua faktor utama tingginya tingkat kematian benih lobster. Bahkan, KKP melansir tingkat kelangsungan hidup benih lobster di perairan Indonesia jauh lebih kecil lagi, hanya 0,01%. Artinya, jika ada 100.000 ekor benih lobster yang ditetaskan, hanya 10 ekor yang kemudian mampu bertahan hidup di alam.
Kedua faktor tersebut, telah memunculkan urgensi untuk menjaga benih lobster tetap lestari. Pada 2016, menteri KKP saat itu mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) KP Nomor 56 Tahun 2016 tentang Larangan Penangkapan dan/atau Pengeluaran Lobster, Kepiting, dan Rajungan Dari Wilayah Negara Republik Indonesia.
Kepemimpinan berganti. Edhy Prabowo yang periode lalu menjabat justru menngeluarkan kebijakan agar larangan ekspor benih lobster dievaluasi. Benih lobster dibolehkan untuk diekspor lewat Permen KP Nomor 12 Tahun 2020 tentang pengelolaan lobster, kepiting, dan rajungan di wilayah Indonesia. Aturan tersebut ditandatanganinya pada 4 Mei 2020.
Kebijakan ini dikeluarka berdasarkan alasan bahwa indonesia belum memiliki alat dan teknologi pembudidayaan benih lobster. Sehingga, benih lobster yang memiliki resiko kematian tinggi lebih baik diekspor untuk menghasilkan nilai ekonomis. Namun, faktanya tidak demikian. Sampai saat ini, produksi lobster dari perikanan tangkap mencapai 99,69% dibandingkan dengan lobster budidaya yang hanya sekitar 0,46%.
Apabila ekploitasi benih lobster terus terjadi, tidak menutup kemungkinan produksi lobster juga ikut berkurang. Untuk itu, upaya untuk terus menjaga kelstarian benur atau benih lobster harus terus digalakan oleh semua pihak. Dengan begitu, kita tetap bisa menjaga ketersediaan lobster untuk masa depan.
Sumber:
http://awsassets.wwf.or.id/downloads/capture___bmp_lobster___des_2015.pdf http://lipi.go.id/berita/membesarkan-lobster-menyelamatkan-biota/22260
https://www.mongabay.co.id/2020/07/22/benih-lobster-dieksploitasi-berbahayakah-secara-ekologi/
https://www.mongabay.co.id/2020/07/22/benih-lobster-dieksploitasi-berbahayakah-secara-ekologi/
https://www.mongabay.co.id/2020/07/22/benih-lobster-dieksploitasi-berbahayakah-secara-ekologi/