BBM Meroket, Kehidupan Nelayan Menjerit

Penjaga laut, sudah dengar dong, salah satu kabar yang sedang ramai akhir-akhir ini? Iya betul banget, BBM naik lagi, nih. Mungkin ada beberapa di antara kawan-kawan Penjaga Laut yang sudah merasakan dampaknya – misalnya harga bahan pokok yang naik, tarif ojol yang tiba-tiba rasanya mahal banget, dan masih banyak lagi. Tapi, kira-kira gimana ya kabarnya para nelayan dan kawan-kawan kita lainnya di pesisir terkait kabar ini? Apa sih pengaruhnya kenaikan harga BBM ini terhadap kehidupan mereka? 

Salah satu yang terdampak adalah nelayan pancing tuna. Biaya operasional mereka membengkak banget karena kenaikan BBM ini. Menurut mereka, setidaknya mereka harus mendapatkan uang Rp1,5 juta untuk bisa memenuhi kebutuhan mendasar kehidupan sehari-hari di tiap harinya. Nggak cuma itu, karena kenaikan BBM ini sangat erat kaitannya dengan bahan bakar yang digunakan untuk melaut. Kalau harganya kelewat tinggi, coba tebak, kira-kira apa yang terjadi? 

Betul banget, kalau harga BBM ini naik terus dan nggak turun-turun, bisa-bisa para nelayan kesusahan untuk melaut. Kalau nelayan nggak bisa melaut, perekonomian wilayah sekitar juga bisa terganggu nih. Nggak ada ikan buat dijual, nggak ada restoran seafood yang buka, wah bubar ini bisa-bisa kita nggak makan ikan lagi aaaa tidaaaakkk? 

Wah, kalau situasinya seperti ini, kira-kira apa ya yang bisa kita lakukan? Mungkin kita memang nggak bisa menurunkan harga BBM – ya karena kita juga bukan bagian dari pemerintahan kan ya – tapi tentu kolaborasi dengan masyarakat setempat bisa banget untuk membantu masyarakat pesisir. Misalnya dengan iuran bersama untuk membeli bahan bakar. Atau siapa tau ada yang punya kenalan pemilik kapal? Bisa tuh, kerja sama juga. Pasti ada jalan deh kalau mau mencoba!

Jadi Penjaga Laut, meskipun kenaikan BBM ini di luar kendali kita, bukan berarti kita nggak bisa melakukan sesuatu untuk mengurangi dampaknya. Dengan berkolaborasi, semuanya pasti bisa terwujud, kok. Yuk semangat yuk, anak muda pasti bisa yuk!