Berlayar Bersama Kapal-Kapal Penangkap Ikan
February 2, 2022Halo Bubu dan Rawai!
February 9, 2022Robert Ballard, arkeolog bawah laut dari University of Rhode Island pernah menyebut bahwa laut dalam adalah museum terbesar di dunia ini dan memiliki lebih banyak sejarah dan cerita dibanding museum-museum lain di atas tanah. Laut dalam memang memiliki banyak keunikan dan misteri yang membuat orang-orang terus berusaha untuk menjelajahinya. Seperti apa situasi di bawah sana? Hari ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai laut dalam atau Midnight Zone.
Midnight Zone adalah zona laut yang berada di kedalaman 3280 kaki hingga 13125 kaki. Sesuai dengan namanya, zona laut ini hampir tidak mendapatkan cahaya matahari. Cahaya yang ada di bagian laut ini hanya berasal dari hewan-hewan yang hidup di dalam sana. Tidak hanya gelap, tekanan air lautnya juga sangat besar. Di Midnight Zone, tekanan air lautnya mencapai 5850 pon per inci.
Meskipun kondisi laut dalam sangat gelap dan dingin, ternyata masih ada beberapa hewan laut yang bisa bertahan hidup di sana. Beberapa hewan tersebut antara lain Angler Fish, Cumi-Cumi Vampir, Black Swallower, dan Teripang. Selain itu, Paus Sperma juga sering ditemukan di wilayah laut dalam. Paus Sperma, yang juga dikenal sebagai penyelam terdalam di dunia, sering berenang ke wilayah ini untuk mencari makan.
Seperti bagian laut lainnya, Midnight Zone juga menghadapi ancaman mikroplastik. Mikroplastik ternyata tidak hanya mencemari laut dangkal atau daerah pesisir pantai saja, tetapi juga mencemari wilayah laut dalam seperti Palung Mariana. Usaha terbaik yang bisa kita lakukan untuk mengurangi jumlah mikroplastik di laut adalah dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Selain itu, potensi ancaman dari kegiatan pertambangan juga masih menghantui Midnight Zone karena beberapa kegiatan pertambangan membuat jalur pembuangan atau tailing ke laut dalam. Menurut Ahli Oseanografi Terapan Pusat Riset Kelautan, Dr.-Ing Widodo Setiyo Pranowo, keputusan tailing ke laut dalam tersebut tidak tepat. Hal ini dikarenakan potensi penyebaran limbah tersebut tetap ada, bahkan hingga 250 m di bawah permukaan laut. Jangan lupa, komposisi tailing juga memengaruhi penyebaran tersebut.
Meski terkesan tidak terjamah, laut dalam tetap memiliki kehidupan dan ancaman yang nyata seperti bagian laut lainnya. Tentu sudah menjadi kewajiban kita semua untuk melakukan yang terbaik demi menjaga laut dan ekosistem di dalamnya. Semangat terus, Penjaga Laut!