Penjaga Laut, tak hanya manusia, hiu juga menghadapi stereotip tak adil lho! Hiu sering dipandang sebagai hewan liar yang ganas dan haus darah. Padahal kita hanya melihat sosok hiu di layar kaca, tanpa mengetahui bagaimana seluk-beluk sebenarnya.
Kala mendengar nama hiu, ingatan kita mengarah pada film-film bergenre fiksi yang menampilkan hiu menerkam manusia dengan buas. Dibumbui dengan berbagai mitos tak berdasar tentang hiu, gambaran-gambaran tadi menimbulkan ketakutan berlebihan terhadap hiu. Padahal banyak dari anggapan-anggapan tersebut yang keliru lho!
Hiu tidak memangsa manusia. Mengutip World Wildlife Fund, mayoritas hiu justru memakan ikan dan invertebrata seperti cumi-cumi atau kerang. Bahkan menurut Daniel Bucher, seorang ahli perikanan di Southern Cross, rasa daging manusia tidak enak bagi hiu.
Secara statistik anggapan ini benar-benar keliru. Serangan hiu biasanya terjadi secara tidak sengaja karena jarak pandang yang buruk di dalam air. Rerata kasus serangan hiu yang menewaskan manusia hanya terjadi lima kali dalam setahun. Sementara manusia membunuh jutaan hiu setiap tahun. For your information, hiu menyelidiki sumber makanannya dengan gigi mereka, tak seperti manusia yang bisa menggunakan tangan sebagai indra peraba.
Penggambaran hiu sebagai monster liar dan beringas dalam film Jaws (1975) turut membentuk stereotip manusia terhadap hiu. Padahal terdapat 500 spesies hiu yang berbeda di lautan. Sebagai contoh, hiu paus dan hiu penjemur- yang bisa tumbuh setinggi 40 kaki-merupakan hewan jinak dan tidak berbahaya bagi manusia.
Anggapan tentang hiu harus terus berenang agar bertahan hidup tidak sepenuhnya benar. Hanya spesies tertentu yang harus berpindah termasuk hiu putih besar.
Faktanya hiu mendapat oksigen melalui air yang melewati insangnya, bukan melalui hidungnya. Beberapa spesies yang berbeda mampu mengatur teknik pernafasan dengan metode berbeda, seperti hiu wobbegong dan hiu perawat, yang menggunakan pipi mereka untuk bernapas. Proses ini disebut pernapasan bukal. Mereka melakukannya dengan cara menahan sejumlah air di pipi mereka dan memompanya perlahan ke atas insang. Oleh karenanya, mereka bisa bernapas sambil beristirahat sejenak, tanpa berenang.
“Hiu gak ada lawan, hiu damagenya gak ada obat,”
Nyatanya, dalam rantai makanan jenis hiu berukuran kecil merupakan mangsa bagi mamalia yang lebih besar, seperti paus orca. Namun, tak berarti hiu besar berada di puncak piramida makanan tanpa ancaman. Manusia bisa disebut sebagai salah satu predatornya. Setiap tahunnya sekitar 100 juta hiu dibunuh oleh manusia untuk diambil bagian tubuhnya, seperti sirip. Sup sirip hiu dipercaya dapat mencegah kanker dan penyakit jantung. Padahal penelitian terkini justru menunjukan bahwa sup sirip hiu mengandung merkuri yang cukup tinggi. Hiii!
Penjaga Laut, sudah lebih mengenal hiu kan? Jangan biarkan mereka terus difitnah ya! Dengan menyebar artikel ini berarti kamu mendukung penyelamatan populasi hiu yang tengah berada di ambang kepunahan.
Sumber :
https://www.worldwildlife.org/stories/shark-facts-vs-shark-myths
https://www.livescience.com/55210-scary-shark-myths-busted.html
https://welovesharks.club/7-of-the-most-common-misconceptions-about-sharks/
https://www.rd.com/list/shark-myths/
Mercury with that? Shark Fins Served With Illegal Doses of Heavy Metals
Mau berbagi cerita juga? Yuk daftarkan komunitas-mu ke dalam jaringan Penjaga Laut