Penjaga Laut, kita tentu sudah tahu bahwa mangrove ini banyak sekali manfaatnya ya. Yang paling luar biasa dari mangrove tentu adalah kemampuannya untuk menyerap 110 kilogram karbon per hektar. Nggak cuma itu, hutan mangrove bisa menyerap dan menyimpan karbon sekitar 4-112 gigaton per tahun. Nggak kebayang banget kalau mangrove ini menghilang. Tapi sayang banget nih, kondisi mangrove kita ternyata mulai rusak dan nggak seperti dulu lagi.
Menurut WHO, dalam kurun waktu 34 tahun terakhir, dunia sudah kehilangan 30% hutan mangrove. Tebak siapa penyumbang kerusakan ekosistem mangrove terbesar secara global? Iya, Indonesia. Kerusakan terparahnya ada di wilayah pantai timur Sumatera bagian utara. Lalu kira-kira, apa saja sih penyebabnya?
Beberapa faktor penyebabnya antara lain alih fungsi lahan jadi perkebunan sawit, perusakan kayu bakau untuk kayu arang, tambak, dan dibuat jadi perladangan ilegal masyarakat. Nggak berhenti sampai situ aja nih, ternyata nggak semua perkebunan sawit yang mengambil lahan mangrove ini punya izin. Beberapa di antaranya ternyata belum punya izin. Duh….
Lalu, apa ya yang kira-kira bisa kita lakukan? Tentu saja salah satunya adalah rehabilitasi mangrove. Tapi, bukan berarti metode ini juga bebas tantangan dan mulus-mulus saja perjalanannya. Menurut Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), tantangan dalam melaksanakan rehabilitasi mangrove ini adalah kesulitan mendapatkan bibit, cuaca di lokasi rehabilitasi, hingga penolakan masyarakat setempat yang lebih menginginkan kawasan mangrove menjadi wilayah tambak dan budidaya. Selain itu, biaya untuk melakukan rehabilitasi mangrove ini juga nggak sedikit. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama dengan masyarakat, pemerintah, komunitas, dan pihak lain demi terwujudnya proses rehabilitasi ini.
Penjaga Laut, yuk berkontribusi sebisa mungkin untuk turut menjaga mangrove kita supaya selalu sehat dan baik-baik saja. Kamu bisa ikut berkolaborasi dalam penanaman mangrove atau rehabilitasi mangrove yang rusak. Beberapa waktu lalu, Penjaga Laut juga sempat berkolaborasi dengan Meratus dan masyarakat sekitar untuk menanam mangrove. Nggak cuma itu, di kegiatan Aksi Muda Jaga Iklim tahun 2021 lalu juga banyak sekali kegiatan penanaman mangrove di berbagai daerah.
Semoga dari kolaborasi dan kontribusi yang kamu lakukan, akan ada hasil baik yang mengikuti, ya! Yuk yuk kita semangat terus untuk menjaga laut dan lingkungan sekitar!
Mau berbagi cerita juga? Yuk daftarkan komunitas-mu ke dalam jaringan Penjaga Laut