Penjaga Laut, siapa di sini yang pernah punya pengalaman menangkap ikan di sungai? Iya bener, di sungai. Dengan kedalaman yang nggak sedalam laut, cara menangkap ikan di sungai ini tentu sedikit banyak berbeda dengan cara menangkap ikan di laut sana. Salah satu alat tangkap tradisional untuk menangkap ikan di sungai adalah lukah, alat tangkap tradisional milik teman-teman Melayu Jambi. Iya betul, namanya Lukah. Bukan luka ya, kalau itu mah kan yang bikin kamu nangis setelah ditinggal pergi. Hehehe.
Lukah ini hanya bisa digunakan di sungai-sungai kecil yang tidak terlalu dalam. Jadi, nggak usah bawa-bawa lukah kalau mau menangkap ikan di laut, ya. Lukah ini dibuat dari bambu dan punya penutup. Kalau nggak ada bambu, bisa juga diganti pakai rotan. Lukah ini panjangnya sekitar 1,5m dengan diameter mencapai 30 cm. Supaya bisa ketangkep ikannya, lukah diletakkan pada jalur yang biasa dilalui ikan. Jadi, kalau ada ikan yang masuk ke dalamnya, otomatis lukah akan tertutup.
Menariknya, Lukah nggak cuma digunakan sebagai alat menangkap ikan aja. Di Riau, ada permainan yang terinspirasi dari alat tangkap ini, namanya lukah gilo. Lukah gilo merupakan perpaduan dari gerak dan ilmu kebatinan yang dimainkan pada acara-acara tertentu yang bersifat ritual. Lukah ini nanti akan dipegang bersama-sama sambil dibacakan mantra-mantra. Nah, mantra-mantra itu yang bisa membuat lukah tersebut kemudian bergerak sendiri. Wah, tradisi baru yang kita pelajari hari ini, nih!
Penjaga Laut, menangkap ikan dengan alat tangkap tradisional ternyata bukan hanya tentang menangkap ikannya aja, tetapi juga tentang menjaga tradisi dan melestarikan kebudayaan. Selain itu, penting juga untuk diingat kalau kita harus terus menjaga lingkungan dan laut demi masa depan kita, masa depan keluarga kita, dan masa depan semua orang di bumi ini! Yuk, bisa yuk bisa!
Mau berbagi cerita juga? Yuk daftarkan komunitas-mu ke dalam jaringan Penjaga Laut