Penjaga Laut, tentu sudah tidak asing lagi dengan Kepulauan Bintan, kan? Kepulauan yang terletak di Riau ini memiliki beberapa destinasi menarik yang layak untuk dikunjungi, misalnya Pulau Penyengat, Pantai Trikora, Desa Senggarang, dan Desa Sebung. Tapi sayang sekali nih, selama satu dekade terakhir, Pulau Bintan sedang berjuang melawan pencemaran limbah minyak hitam. Tidaaak, kasihan banget!
Pencemaran limbah minyak hitam ini terjadi karena ada kapal asing yang membuang limbah tersebut ke tengah laut, lalu limbah tersebut mencemari pesisir Bintan. Limbah tersebut diberi nama Sludge Oil. Sludge Oil adalah endapan minyak bumi berbentuk logam berat. Sludge Oil ini banyak ditemukan di kapal-kapal internasional yang berlayar di wilayah Selat Singapura.
Pencemaran ini menyebabkan pasir dan air laut di sekitar Bintan menjadi berwarna hitam. Hal ini juga menyebabkan jumlah pengunjung pantai menurun karena mereka takut tubuhnya berlumur minyak hitam. Aduh, sayang banget padahal pantainya bagus-bagus, lho. Lalu, apa saja yang sudah dilakukan untuk menanggulangi masalah ini?
DLH Provinsi Kepulauan Riau sudah mendistribusikan drum kosong ke pengelola pantai dan resort untuk menampung limbah minyak hitam tersebut. Kepala Seksi Limbah B3 Roland Syarif menuturkan, limbah minyak hitam tersebut akan dikirimkan ke pengelola limbah B3 di Batam. Proses ini sudah berlangsung selama 2 tahun terakhir. Wah, langkah baik nih! Semoga bisa menjadi solusi yang berkelanjutan, ya.
Penjaga Laut, meskipun kadang-kadang kita merasa kalau usaha bersih-bersih pantai terasa sangat kecil dan kurang signifikan – mengingat banyak sekali masalah pencemaran laut dan pantai yang ada di Indonesia – tapi percaya deh, setiap langkah ini berarti! Semoga kita bisa selalu semangat dan tetap optimis untuk terus menjaga kebersihan laut dan lingkungan sekitarnya ya! Semangat yuk semangat!
Mau berbagi cerita juga? Yuk daftarkan komunitas-mu ke dalam jaringan Penjaga Laut