Hiu yang Hobi Jalan Kaki dan Nongki di Darat
Mei 30, 2023Kerang Hijau Si Pembersih Laut
Juni 7, 2023Penjaga Laut, udah lama kan kita gak ngumpul bareng ngobrolin seputar laut dan pesisir. Nah, pada Selasa, 23 Mei 2023 lalu, Penjaga Laut main-main ke Pontianak untuk merayakan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia dengan ngobrol-ngobrol bareng mahasiswa Universitas Tanjungpura di acara Sail To Campus (STC). Udah pada tahu kan kalau krisis iklim jadi ancaman besar bagi kita semua, gak terkecuali wilayah pesisir Kalimantan. Itu sebabnya, di STC kali ini, kita mau membangun kesadaran kawan-kawan mahasiswa Universitas Tanjungpura terhadap pentingnya melakukan aksi dalam menjaga keanekaragaman hayati terutama di wilayah pesisir melalui penerapan gaya hidup ramah lingkungan untuk menekan perubahan iklim.
Dalam STC kali ini, kita kedatangan 5 pemateri keren, yaitu Ibu Dwi Listianingsih, S.Pi selaku Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Ahli Muda, Ibu Shifa Helena, S.Kel., M.Si selaku Dosen Ilmu Kelautan UNTAN, Kak Mohammad Reza dari GEMAWAN, Ibu drh. Dwi Suprapti, M.Si selaku Pegiat Konservasi Kelautan – IAM Flying Vet, dan Ibu Herlina Darwati, S.Hut, MP, IPM selaku Dosen Fakultas Kehutanan UNTAN. Materi yang mereka bahas juga seru banget loh, mulai dari Mangrove, Anak muda, sampai FOLU Net Sink 2030!
Disini, Ibu Dwi Listianingsih membahas tentang pentingnya mangrove untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di sektor kelautan. Gak bosen-bosen kita kasih tahu, kalau mangrove itu penting banget buat masa depan, gak terkecuali buat masa depan laut kita. Supaya tetap aman, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut kota Pontianak udah ngelakuin beragam upaya dalam menjaga ekosistem mangrove di pesisir Kalimantan, mulai dari monitoring, rehabilitasi, sampai membangun pusat restorasi. Gak hanya itu, Ibu Shifa juga menambahkan kalau ternyata ada alternatif lain yang bisa bantu mangrove melindungi wilayah pesisir kita guys. Yaitu dengan menanam pohon Nyamplung dan pohon Tapal Kuda, jadi pada tahu kan?!
Kegiatan Sail To Campus UNTAN Pontianak: Keanekaragaman Hayati untuk WIlayah Pesisir Borneo dan Laut Indonesia menuju FOLU Net Sink 2030 (Kredit: GEMAWAN)
Selanjutnya, ada Kak Reza dari GEMAWAN yang membahas tentang cara memperkuat anak muda terutama di pesisir Kalimantan, supaya bisa makin peduli dan ambil bagian dalam menjaga kelestarian wilayah pesisir. Kata Kak Reza, gak selamanya harus menanam mangrove kok, ada banyak cara yang kita bisa lakukan supaya ikut ambil bagian dalam menjaga lingkungan dan pesisir kita. Bisa dengan nyumbang artikel, sumbang ide untuk aksi, menjadi relawan, atau bahkan share konten-konten pelestarian lingkungan lewat media sosial itu bisa banget loh.
Setelah itu, ada Ibu Dwi Suprapti yang ngasih tahu kenapa keanekaragaman hayati, seperti vegetasi pantai itu penting banget buat kehidupan di wilayah pesisir kita, salah satunya adalah penyu. Udah pada tahu belum? Meskipun jadi spesies kunci ekosistem laut dan daratan, penyu jadi hewan yang paling terdampak ancaman perubahan iklim loh, salah satu alasannya adalah karena telurnya itu rentan banget. Kalau suhu sarangnya lebih dari 30 derajat celcius aja, bisa bikin telurnya keriput, menetaskan lebih banyak betina, prematur, bahkan mati. Nah, vegetasi pantai seperti pohon ketapang dan tapal kuda ini lah yang melindungi sarang penyu dari sengatan terik matahari, agar suhunya tetap stabil, bisa menetaskan tukik yang unyu-unyu, dan menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di sekitarnya.
Terakhir, ada Ibu Herlina yang membahas tentang FOLU Net Sink atau kondisi dimana serapan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan akan seimbang atau bahkan lebih banyak pada tahun 2030 nanti. Menurut Ibu Herlina, Kalimantan Barat sebagai Provinsi Seribu Sungai memainkan peran besar dalam mengurangi emisi dan mencapai komitmen FOLU Net Sink, karena kekayaan keanekaragaman hayatinya yang menjadi penjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi dampak buruk perubahan iklim. Gak lupa, Ibu Herlina juga mengajak kita untuk menjaga lingkungan dan mendukung komitmen FOLU Net Sink 2030 lewat berbagai aksi dan kolaborasi, seperti lewat Sail To Campus!
Seru banget kan obrolan di Universitas Tanjungpura! Semoga kita semua makin sadar kalau kekayaan keanekaragaman hayati yang kita punya itu gak sekedar kebanggaan belaka, tapi juga jadi tanggung jawab kita bersama untuk menjaganya supaya tetap lestari dan membantu kita mengurangi dampak perubahan iklim. Tiap spesiesnya itu memainkan posisi penting loh dalam menjaga keseimbangan ekosistem, kalau ada satu aja yang hilang, bisa runtuh tatanan kesatuan ekosistem tersebut. Makanya, seperti kata Kak Reza tadi, yuk bantu jaga dan lestarikan lewat penerapan gaya hidup ramah lingkungan dan gabung menjadi Penjaga Laut, yang menjadi wadah bagi ide-ide cemerlangmu dan menjadi penggerak untuk ikut membantu menjaga dan melestarikan ekosistem laut dan iklim lewat Aksi Muda Jaga Iklim!