Para Perempuan Penjaga Laut
Maret 8, 2021Kebocoran Minyak Meracuni Biota Laut
Maret 10, 2021Tokoh Pearl, sang ikan paus putri tunggal kesayangan Tuan Krab, dalam kartun Spongebob Squarepants digambarkan sebagai sosok anak manja dan pecicilan. Padahal, jauh dari itu semua, peran paus sangat vital membendung laju krisis iklim.
Paus, siapa tak kenal dengan sosok mamalia laut berperawakan besar nan tinggi menjulang ini. Bahkan saking besarnya, bobot tubuh paus bisa mencapai 181 ton lebih, atau setara dengan 33 ekor gajah. Paus disebut-sebut sebagai hewan terbesar yang hidup di abad ini. Selain bertubuh besar, paus juga berperan besar dalam membendung laju perubahan iklim.
Dikutip dari theconversation.com, karbon biomassa yang tersimpan dalam organisme hidup dapat ditemukan pada semua vertebrata laut. Salah satunya ikan paus, mamalia laut yang bisa hidup hingga lebih dari 200 tahun, sehingga mereka mampu menyimpan karbon dalam jumlah besar untuk jangka waktu lama. Kemampuan luar biasa tersebut berasal dari zat lemak dan protein yang ada dalam tubuh paus. Ketika paus mati, karbon yang terperangkap dalam tubuh paus akan turut tenggelam dengan jasad paus ke dasar laut, atau yang disebut dengan deadfall carbon. Kemudian karbon tersebut akan terkubur dalam sedimen dan terkunci selama jutaan tahun.
Peran paus yang tak kalah menarik dalam menyerap karbon, dikenal oleh para ilmuwan sebagai whale pump, yaitu proses pengeluaran kotoran bernutrisi tinggi seperti urea ke lautan. Kotoran paus tersebut sangat bagus untuk merangsang pertumbuhan fitoplankton sekaligus menjadi makanan mereka. Fitoplankton merupakan organisme kecil yang memiliki peran menangkap karbon di lautan.
Besarnya kontribusi paus dalam menjaga Bumi dengan menyerap karbon di lautan tak lantas membuat mereka aman. Ibarat air susu dibalas air tuba, jumlah populasi berbagai jenis paus kini dalam titik mengkhawatirkan. Enam dari 13 jenis paus besar dalam status terancam atau rentan punah. Salah satu bahaya yang mengancam paus adalah perburuan untuk mengambil daging maupun bagian tubuh lainnya. Selain itu, rusaknya habitat mereka, perubahan lingkungan, dan aktivitas manusia juga membahayakan mereka.
Seperti yang terjadi pada 2019 lalu, enam ekor paus sikat Atlantik Utara ditemukan mati di lepas pantai Kanada, tiga ekor teridentifikasi mati akibat ditabrak kapal. Selain itu, banyak paus ditemukan mati di berbagai tempat dan ditemukan banyak sampah plastik di perutnya. Bagi beberapa jenis paus yang hidup berkelompok, angka kematiannya jauh lebih mengerikan. Tahun 2017, sekitar 650 ekor paus pilot terdampar di New Zealand dan hampir setengahnya mati. Bulan lalu, di lokasi yang sama sekitar 50 ekor paus pilot kembali terdampar, dan hanya sekitar setengahnya juga yang berhasil diselamatkan. Hanya berselang beberapa hari dari tragedi tersebut, 51 ekor dari 52 ekor jenis paus yang sama mati di Pulau Madura setelah terdampar.
Terlepas dari kontribusinya yang besar dalam menyerap karbon di lautan, si mamalia laut berukuran besar ini tampaknya benar-benar dalam masalah besar. Untuk perannya yang besar dalam menjaga Bumi, kita harus membalasnya dengan cinta yang besar pula. Penjaga Laut, tunjukan kepedulianmu pada paus dengan membagikan kisah ini ke teman-temanmu, dan mulai kurangi penggunaan plastik serta emisi karbon yang dapat membunuh paus.
Sumber:
Evanalia, S. (2019). Ini Potret Tragis 3 Paus Mati Karena Sampah Plastik. Retrieved 6 March 2021, from https://www.kompas.tv/article/44580/ini-potret-tragis-3-paus-mati-karena-sampah-plastik
Hewan laut sebagai penyerap karbon lautan – apakah melindungi mereka dapat membantu memperlambat perubahan iklim?, the conversation.com, 12 Juli 2019.
Widyaningrum, G. (2019). Ada Enam Paus Langka yang Mati dalam Sebulan, Isu Kepunahan Menghantui – National Geographic. Retrieved 6 March 2021, from https://nationalgeographic.grid.id/read/131779957/test