Penjaga Laut! Apa kabarnya? Kemarin-kemarin, kita sudah menjelajahi beberapa wilayah Indonesia untuk mengenal tradisi-tradisi lokal milik Kawan Penjaga Laut, ya. Kita sudah mengenal tradisi Petik Laut Muncar dari Banyuwangi, tradisi Bapongka punya Suku Bajo, dan tradisi milik teman-teman Suku Sekak. Hari ini, kita belajar satu lagi tradisi lokal yang nggak kalah menarik, yaitu tradisi Lilifuk dari Suku Baineo!
Apa sih tradisi Lilifuk itu? Tradisi itu berasal dari kata Lilifuk, yang berarti adalah kolam air laut berukuran besar. Nah, kolam air laut ini dibentuk dengan cara menutup sejumlah area di kawasan laut tersebut untuk durasi 6 bulan sampai 1 tahun. Selama tradisi ini berlangsung dalam kurun waktu tersebut, tidak boleh ada aktivitas apapun nih di dalam Lilifuk tersebut. Menangkap ikan gitu nggak boleh? Nggak. Kalau main-main sama terumbu karang? Nggak boleh juga. Pokoknya nggak boleh diapa-apain Lilifuk ini. Kalau melanggar, tentu ada hukumannya. Salah satu contoh hukumannya adalah pembayaran denda berupa uang atau hewan ternak.
Ada beberapa larangan yang dikenal dalam tradisi Lilifuk ini. Menariknya, larangan-larangan ini ternyata bisa berkontribusi dalam menjaga lingkungan sekitar, lho. Larangan-larangan tersebut adalah pelarangan menggunakan alat tangkap yang bisa merusak Lilifuk (kais taleu talas), pelarangan mengambil penyu (kaisat het hek ke), pelarangan mengambil pasir dan batu laut (kais taitis snaen), pelarangan mencemari laut (kais taleu tasi), dan pelarangan merusak tempat pengeringan garam (kais taleu atoni in masi). Keren banget ya, bisa menjaga tradisi dan menjaga lingkungan laut sekaligus!
Tradisi Lilifuk ini juga mengandung nilai-nilai baik yang tentu saja diyakini sepenuh hati oleh kawan-kawan Suku Baineo. Ada tujuh nilai, yaitu nilai religius, nilai ekologi, nilai komunal, nilai relasi sosial, nilai solidaritas dan tanggung jawab, nilai kepemimpinan sosial, dan nilai pendidikan. Ketujuh nilai ini juga menjadi dasar kehidupan dari masyarakat Suku Baineo itu sendiri, lho!
Penjaga Laut, menjaga tradisi ini nggak hanya sekadar melestarikan peninggalan nenek moyang, tapi juga membiasakan diri untuk melakukan langkah-langkah baik demi menjaga lingkungan sekitar dan tentunya tempat tinggal kita sendiri. Yuk, kita-kita yang anak muda ini harus semangat terus, dong! Jangan mau kalah, lingkungan dan laut kita ini, ya butuh kita!
Mau berbagi cerita juga? Yuk daftarkan komunitas-mu ke dalam jaringan Penjaga Laut