Halo Lamun, Bagaimana Kondisinya?
Juli 14, 2022Suku Lom, Penjaga Pesisir Bangka
Juli 15, 2022Penjaga Laut, Apakah kalian sudah mendengar kabar tentang tambang emas di Sangihe pada tahun 2021 lalu? Oke, buat yang belum tahu, jadi di Sangihe, pulau cantik di Sulawesi Utara ini, mau ada tambang emas. Nah, untuk membuka tambang emas itu, alam Sangihe yang luar biasa cantik ini harus dirusak. Ya, sama kayak kalau kamu mau renovasi rumah dan menambah ruangan baru, mungkin kamar dan ruangan lain di rumahmu harus dirusak atau dibongkar terlebih dulu, kan? Ini tuh, juga kayak gitu.
Terus, apa sih dampak adanya tambang emas ini, terutama ke lingkungan? Ih, dampaknya nggak main-main, tau. Pembukaan tambang emas ini sudah jelas merusak ekosistem sekitar – tentu tanahnya dikeruk habis-habisan buat sampai ke emasnya. Lahan pertanian dan perkebunan warga juga tentu saja terganggu dengan hadirnya tambang emas ini. Yang lebih nggak habis pikir lagi, sebenarnya ukuran Pulau Sangihe ini nggak ideal untuk dijadikan lokasi pertambangan. Eh dia masih lanjut aja dijadiin lokasi pertambangan. Bingung nggak sih?
Ada satu lagi nih potensi yang terancam hilang dari Pulau Sangihe kalau tambang emas ini dilanjutkan. Burung Seriwang Sangihe, burung endemik di sana, akhirnya terlihat kembali 20 tahun lalu. Sebelumnya, burung ini sudah diduga punah sejak 100 tahun lalu. Tapi, kalau misalnya ada kegiatan tambang emas ini, keberadaan mereka bisa kembali terancam. Wah, sudahlah lingkungan jadi rusak, keberagaman hayatinya juga terancam pula. Apa kabar masa depan Sangihe?
Oh iya, selain mengancam keberagaman hayati dan merusak tanah, keberadaan tambang juga bisa merusak laut dan mengganggu kehidupan sekitarnya – baik biota laut maupun kehidupan masyarakat yang bergantung pada keberadaan laut ini. Hal ini sudah terjadi di Pulau Obi, pulau tetangga Sangihe. Buangan limbah tambang ke laut bisa merusak ekosistem laut secara habis-habisan, membunuh dan meracuni ikan-ikan, hingga bisa meracuni manusia juga. Bentar-bentar, gimana ceritanya? Nih, buangan limbah tambang beracun masuk ke laut, lalu dimakan plankton. Planktonnya dimakan ikan, terus kita makan ikan itu. Racunnya ke mana? Ya masuk ke tubuh kita. Serem nggak, sih? Belum lagi nih, karena sebetulnya ikan-ikan ini nggak layak dikonsumsi dan banyak yang mati juga, mata pencaharian para nelayan juga akan terancam.
Mengingat kondisi yang sangat memprihatinkan ini, banyak aksi damai dan penggalangan dukungan yang terlaksana untuk mendukung tidak adanya tambang emas di Sangihe. Banyak sekali komunitas, kelompok anak muda, penggiat aktivisme lingkungan, dan mereka semua yang peduli dengan Sangihe turut berpartisipasi dalam beragam aksi damai ini. Harapannya, aksi damai ini bisa menjadi sarana untuk menyalurkan pendapat mereka terkait keberadaan tambang emas di sana. Nggak cuma itu, harapan lain yang tertuang dalam kegiatan aksi damai ini adalah untuk terus menjaga kelestarian lingkungan – nggak cuma di Sangihe, tapi juga di wilayah sekitar kita.
Penjaga Laut, bumi kita yang cuma satu ini tentu perlu kita jaga dengan sebaik-baiknya. Bumi ini nggak cuma jadi rumah buat kita, tapi juga sebagai yang menyediakan kehidupan untuk kita semua. Jadi, tentu sudah seharusnya kita juga melakukan hal yang sama untuk bumi ini. Yuk teman-teman, semangat menjaga bumi ini yuk!