Penjaga Laut, sudah baca cerita keseruan Sail to Campus Universitas Airlangga bagian 1? Nah, sesuai janji, nih! Sekarang kita lanjut ke bagian dua, ya. Tenang aja, nggak kalah seru kok! Yuk langsung kita simak ceritanya bareng-bareng.
Setelah membahas tentang pulau-pulau terluar dan ekonomi biru, selanjutnya kita membahas tentang tantangan kita untuk mewujudkan ekosistem laut yang berkelanjutan bersama Wahyu Isroni, S.PI, M.P, akademisi FPK Unair. Beberapa tantangan yang disebut antara lain status kurang sehat padang lamun, maraknya penebangan mangrove, dan menurunnya kondisi terumbu karang. Oleh karena itu, salah satu langkah yang bisa diambil untuk mengatasi tantangan ini adalah dengan menerapkan Blue Technopreneurship.
Blue Technopreneurship ini sendiri berfokus pada peningkatan pengelolaan aset laut dan pesisir, pengoptimalan bahan sisa, serta mobilisasi insentif dan inventaris. Nggak cuma itu, regulasi, sistem satu data, dan startup serta legalisasi. Selain itu, kuota tangkap perikanan juga merupakan bagian dari Blue Technopreneurship yang bisa diterapkan oleh pemerintah. Mana nih technopreneur di masa depan? Semangat semangat! Siapa tau bisa turut berpartisipasi buat Blue Technopreneurship ini kaaan. Supaya makin semangat, yuk ingat lagi kata Pak Wahyu Isroni, “Tidak akan ada yang bisa kita dobrak kalau teman-teman tidak mau memahami regulasi. Sebiru apapun hari ini, akan percuma jika generasi penerusnya tidak mau bersaing di bidang regulasi.”
Dalam diskusi keempat, ada Thara Bening Sandrina dari Jogo Segoro yang mau cerita mengenai pengelolaan sampah plastik di laut. Tentu kita nggak asing lagi ya kalau masalah ini adalah PR bersama kita semua yang harus kita kawal terus. Jogo Segoro menekankan bahwa semua ini bermula dari pengelolaan sampah yang buruk di Indonesia. Setidaknya ada 620.000 ton sampah yang mencemari sungai dan laut, lho. Nggak cuma itu, konsumsi sampah plastik kita juga ternyata terus meningkat. Wah, apalagi setelah menerima paket dari e-commerce, ya. Itu sampah plastiknya banyak banget, kan. Betul banget! Oleh karena itu, Jogo Segoro juga menegaskan bahwa kerugian akibat sampah plastik ini nggak main-main dan berdampak ke banyak aspek di lingkungan juga. “Indonesia adalah penyumbang sampah laut terbesar nomor dua di dunia, dan itu bukan title yang membanggakan. Saya sendiri merasa sedih dan malu karena negara saya ternyata menjadi salah satu polutor.” tegas Thara. Kamu merasa seperti ini juga? Nah, makanya, mulai diet plastik yuk! Sebisa mungkin kita mulai kurangi sampah plastik kita, ya. Bawa tote bag sama tumblr deh yuk kalau pergi ke luar rumah.
Diskusi terakhir! Ini nggak kalah seru lho, Penjaga Laut. Kita ngobrol-ngobrol seru bersama Utari Octavianty selaku Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, Startup yang berfokus pada pemberdayaan nelayan dan produk-produk laut. Aruna ini punya misi yang keren banget, lho, yaitu untuk membuat laut sebagai tempat kehidupan yang lebih baik untuk semua. Dalam mewujudkan misinya, Aruna punya 3 tantangan yang harus diselesaikan nih, yaitu supply chain yang nggak efisien, data yang tidak dikelola dengan baik, dan quality control yang belum maksimal. Nggak cuma itu, tantangan lain yang ingin Aruna selesaikan adalah kondisi kehidupan nelayan Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Nggak tanggung-tanggung, ada 3 juta nelayan yang mengalami itu, lho. Wah, tantangan besar yang harus diselesaikan ya. “Kalau mau lakukan sesuatu, ayo lakukan, tapi jangan berdiam diri di kota.” kata Utari. Nggak cuma itu, Utari juga menyampaikan sebagai bentuk konkret dari usaha mereka untuk memberdayakan nelayan dan menjaga kehidupan laut yang berkelanjutan, Aruna terus memastikan produk-produk mereka mematuhi prinsip traceability dan sustainability. Keren banget Aruna, semangat terus!
Penjaga Laut, seru banget ya ternyata kegiatan Sail to Campus di Universitas Airlangga. Buat kamu yang nggak sempat datang, nggak usah khawatir, kamu bisa nonton acaranya di YouTube EcoNusa. Jangan lupa datang di acara Sail to Campus selanjutnya, ya! Tetap semangat menjaga laut dan lingkungan sekitar, kita pasti bisa!
Mau berbagi cerita juga? Yuk daftarkan komunitas-mu ke dalam jaringan Penjaga Laut